Tanggal 2 Mei sendiri sebenarnya merupakan hari kelahiran dari Ki Hajar Dewantara. Pria yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Suryaningrat itu menjadi sosok penting bagi kemajuan pendidikan Indonesia, Sebab dirinya berani mengkritik pemerintah Hindia Belanda karena hanya memberi akses pendidikan bagi keturunan Belanda dan kaum priyayi. Padahal, menurut Beliau, akses pendidikan merupakan hak semua orang.
Lebih dari itu, melalui pendidikan pula, Indonesia bisa menjadi bangsa yang cerdas, mandiri, dan bebas dari penjajahan. Sayangnya, kritiknya itu membuat Ki Hajar Dewantara jadi diasingkan ke Belanda bersama Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo.
Sepulangnya dari Belanda, Ki Hajar Dewantara mendirikan ‘Tiga Serangkai’ bersama kedua temannya itu. Lalu, mendirikan lembaga pendidikan Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa.
Ki Hajar Dewantara kemudian membentuk tiga semboyan yang diterapkan dalam sistem pendidikan Indonesia sebagai berikut.
- Ing Ngarso Sung Tulodo yang berarti ‘Di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik’
- Ing Madyo Mangun Karso yang berarti ‘Di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide’
- Tut Wuri Handayani yang berarti ‘Di belakang, guru harus bisa memberikan dorongan atau arahan’