|

Imigran Gelap Manfaatkan Pelabuhan Tikus sebagai Jalur Masuk

Setelah dibentuk, Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) Kutai Timur langsung menggelar rapat koordinasi dipimpin Asisten Administrasi Umum, Edward Azran dan Ketua Timpora, Mujiono yang juga Kepala Kantor Imigrasi Samarinda.

Edward meminta Kadis Ketenagakerjaan, Fauzie melakukan pengawasan secara lebih intensif. Terkait pendataan dan ketenagakerjaan.


“Saya masih berpikiran mereka (orang asing) melakukan dua fungsi. Seperti Korea, mereka setiap tahun menciptakan 2.000 pekerja menghadapi Nafta‎ Iperjanjian perdagangan bebas Amerika),” ungkap Edward.



Rapat kerja Timpora Kutim hari ini, juga membahas tentang lokasi sekretariat Timpora Kutim yang diusulkan di eks kantor penanaman modal Kutim di Jl Soekarno Hatta.

Sementara itu, Kasintel Kejari Sangatta Yanuar Rheza mengangkat soal Perpres 9 tahun 2015, tentang masyarakat asing sudah bisa membeli rumah di Indonesia. Orang asing punya modal besar, sementara masyarakat Indonesia tidak punya.

Serta pengungsi dari Timur tengah yang sudah banyak masuk ke Indonesia.

BACA JUGA: Bandara Sepinggan Balikpapan Hanya Penerima Imigran Gelap

“Berbekal tugas saya di tempat sebelumnya, imigran ini pakai kapal kecil masuk melalui pelabuhan tikus. Saya yakin, di Kaltim juga ada pelabuhan tikus. Mereka yang wanita, banyak juga yang menjual diri. Hal ini, bisa juga bisa menyebabkan penyebaran penyakit,” ujar Yanuar. (*)


Sumber Tribun Kaltim

WhatsApp
Facebook
Twitter
Pinterest
Telegram
LinkedIn

Lainnya